OTAK SAMA, NASIB BEDA?

Ketika berbicara soal kemakmuran, prosperity consciousness atau ‘kesadaran kaya’ selalu menjadi hal pertama yang saya bahas. Kata-kata ini menekankan bahwa cara otak bekerja adalah pilihan. Jadi, bagaimana Anda bisa memprogram otak Anda untuk menjadi orang kaya, Anda-lah yang menentukan. Artinya, kaya itu pilihan. 
Ini sekilas fakta tentang otak. Bangsa mana pun di dunia,  ukuran otaknya—baik ukuran panjang syarafnya, jumlah pengantar kimia dalam otaknya, maupun sensornya—semuanya sama.  Kecepatan kemampuan berpikir yang oleh sebagian orang disebut IQ, juga tidak berbeda jauh. Intinya kemampuan menyimpan datanya sama.

Jika manusia diibaratkan sebagai komputer, anggap saja otak itu hardware-nya dan semuanya sama. Lalu, di mana perbedaannya? Mengapa yang satu lebih sehat dari yang lain? Mengapa yang satu mudah tertawa, yang lain selalu sengsara? Mengapa yang satu mudah mendapat jodoh, yang lain selalu sendiri? Mengapa yang satu lebih cepat mendapat uang, yang lain tetap saja miskin? 

Ada sebuah fakta. Jika saya menyebutkan 375 nama orang kemudian hartanya digabungkan semua, itu nilainya sama dengan kekayaan 3 miliar umat manusia. Ya, 375 orang sama dengan 3 miliar manusia!
Di antaranya, sebut saja Bill Gates, Donald Trump, Warren Buffet, Laxmi Mittal, Paul Allen, Mark Cuban, Jeff Bazos, Robert Murdock, Sam Walton, Anita Roddick, Oprah Winfrey, dan terus berlanjut hingga 375 orang. Orang-orang seperti mereka ini memiliki jumlah kekayaan yang sama dengan gabungan 3 miliar manusia. 

Jadi kesimpulannya, otaknya sama,  nasibnya beda? 
Nasib?

Ini batu sandungan pertama. Ada sebuah sistem manusia yang namanya belief system atau ‘sistem keyakinan’. Ini ditanam di subconcious atau ‘alam bawah sadar’ seseorang. Jika sudah ditanam di posisi ini, untuk mengubahnya perlu teknik khusus. Kalau menggunakan cara biasa, tak akan pernah berubah. 

Misalnya kebiasaan merokok. Maaf, saya mengambil contoh merokok karena mudah dipahami. Saya tidak merokok karena mudah dipahami. Saya tidak merokok, tetapi saya bukan anti orang perokok. Prinsip saya, merokok itu baik, tidak merokok lebih baik. Itu hanya sebuah pemahaman dan pengambilan posisi dalam melihat sesuatu. 

Kembali ke merokok sebagai contoh. Dalam iklan di  televisi, secara vulgar ditulis, “MEROKOK BISA MENYEBABKAN KANKER, GAGAL JANIN, PENYAKIT PARU-PARU,” dan lain sebagainya. Apakah dibaca oleh setiap perokok? Ya. Namun, apakah mereka lantas berhenti merokok karena takut akan peringatan itu? Tidak juga. Mengapa? Inilah kerja otak. 

Otak concious yang menguasai informasi pengetahuan, hanya menguasai 12% dari sebuah tindakan. Subconscious-nya 88%. Informasi tadi hanya menempel di concious, tidak menjadi gerak. Karena, dalam database otak, subconscious-nya menyatakan, “Merokok itu nikmat”. Jadi, itulah yang terus dilakukan. Subconscious-lah yang berkuasa. 
Sekarang kita kembali lagi ke prosperity consciousness—kesadaran kemakmuran, IQ kaya, tulang kaya, balung sugih, atau apapun itu. Bagi mind master atau sang pemilik otak, ini semacam software. Jadi, 375 orang kaya memiliki software ini, sedangkan 3 miliar yang lain hanya memiliki hardware-nya, tetapi tidak memiliki software itu. 

Bisa menerima? Masih berat? Masih bertanya di mana nasib?
Ya. Ini pertanyaan kecil dari kelompok besar. Ini pertanyaan saya pula. Saya mengalami jalan kehidupan yang turun naik seperti gelombang laut selagi badai. Saya pernah memiliki materi berlimpah, tetapi 3 tahun kemudian tinggal di rumah kontrakan dengan masih menanggung utang besar. Kemudian kembali berlimpah materi, kemudian kembali terpuruk. Kembali lagi naik ke atas, lalu terbalik begitu sampai di puncak. Saya sudah mengalami beragam kisah untuk bisa menjadi diri saya yang sekarang. 
Ketika itu, saya banyak mempertanyakan nasib dan urusan jalan hidup. Hingga akhirnya, saya memutuskan untuk belajar dan mencari ke mana pun untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan saya yang terbesar: nasib itu pemberian Tuhan atau buatan 
manusia?

Saya tidak kaget jika pertanyaan itu membuat Anda memutuskan berhenti membaca hingga chapter ini. Karena ke depannya akan ada banyak hal yang menyesakkan dada Anda. Ya, kebenaran Anda akan ditantang ke batas ujung dengan fakta. 

Beranikah Anda bergabung ke MMBC untuk meneruskan pelajaran ini?

Komentar

Postingan Populer