[Kolom] framing opini dari Perang Asimetrik (AWS)



Semakin dalam meneliti fenomena maraknya serangan fitnah, framing opini negatif dan stigma buruk terhadap umat Islam Indonesia, semakin terlihat jelas benang merah antara semua serangan tersebut dengan agenda politik China Komunis melancarkan sekulerisasi di Indonesia (Maret 2007). Pasca korespondensi deputi Menlu China dengan Deputi Menlu AS pada 14 Maret 2007 mengenai gagasan China Komunis mensekulerkan (Islam) Indonesia dengan dalih untuk menjamin keselamatan sekitar 12 juta warga Cina di Indonesia, makin marak pembentukan opini sesat yang menyudutkan Umat Islam RI.

Sejak 2007 FPIS atau Front Pemuda Islam Solo disebut sebut sebagai ormas Islam Radikal dan terkait dgn aksi kekerasan, pelanggaran hukum dan terorisme. Bahkan FPIS tercatat sebagai salah satu kelompok teroris di berbagai lembaga kajian dan lembaga anti terorisme internasional 
Muhammad Wildan dan Z Abuza adalah dua diantara banyak oknum yg mendapat proyek utk menyebarkan informasi& membentuk opini dunia bahwa Indonesia (Surakarta) adalah kota yang dipenuhi aksi kekerasan oleh ormas radikal seperti FPI Solo, Padahal FPIS ini diduga ciptaan oknum tertentu 

FPIS selalu disebut ormas Islam Radikal, kelompok teroris. Namun FPIS ini tidak jelas eksistensinya, tdk terdaftar di kemendagri, tidak pernah ditindak aparat, tidak jelas pengurus dan anggotanya. yang jelas hanya OPINI tentang FPI Solo ormas radikal, teroris. SIAPA OTAK DI BALIK FPIS ?

Penelitian lebih dalam pada FPI Solo menuntun kita pada fakta keterkaitan aksi-aksi terorisme jadi-jadian di Surakarta dan Jawa Tengah sepanjang 2008 hingga 2012, sebagai salah satu strategi oknum-oknum tertentu untuk memuluskan penempatan presiden proksi di Indonesia pada 2014 lalu. Selama 2008 - 2014 para oknum yang sekarang sudah terbukti jati dirinya sebagai Genk Jenderal Merah dan CSIS, secara sistmatis masif merekayasa OPINI eksitensi hantu terorisme, radikal Islam, konflik antar umat beragama (korbannya selalu Ahmadiyah), dll di RI khususnya di Solo. Melalui pembentukan OPINI oleh Genk Jenderal Merah dan CSIS (think tank yang dikendalikan Elit Cina Katolik Radikal) Kota Surakarta / Solo dikondisikan sebagai pusat penyebaran radikalisme dan terorisme. Keberadaan Pesantren Ngruki di Solo dan sosok Walikota Solo menjadi faktor utama, Indonesia yg sempat aman damai pasca reformasi, pada 2008-2014 mendadak gegap gempita oleh aksi-aksi terorisme jadi-jadian yang direkayasa Jenderal Merah - CSIS untuk memuluskan agenda politik mereka mendudukan proksi mereka sebagai POTRI dengan dukungan China dan AS. 

Jenderal Merah - CSIS dengan cerdik menunggangi isu perang global terhadap terorisme (Islam) yang dikobarkan AS sejak 2001 dan agenda sekulerisasi China Komunis atas Indonesia yang mendapat restu dari AS, Aksi terorisme jadi-jadianan dan rekayasa OPINI menjadi andalan mereka meraih dukungan. Penelitian lebih lanjut menuntun kami pada fakta rekayasa OPINI BURUK terhadap Front Pembela Islam (FPI) melalui penyebaran berita oleh media2 mainstream milik China (MetroTv) dengan media-media milik Cukong terutama Jakarta Post, TEMPO dan KOMPAS. Pada 2009 - 2014 Kompas, Jakarta Post, Tempo, Media Indonesia dan Grup media mereka serta media-media milik Cukong terus menerus membentuk opini publik yg menggambarkan FPI sebagai ormas radikal, intoleran dan pelanggar hukum. FPI lalu dikait-kaitkan dengan FPIS. Presiden SBY jelas terlibat aktif dan sepenuhnya pada rencana dan pelaksanaan operasi penghancuran citra umat islam, ormas islam dan radikalisme Islam. Dia bagian utama dari Jenderal Merah dan CSIS, termasuk dalam kriminalisasi politisi Islam oleh KPK 2011-2014 sebagai OPINI Pamungkas. Sesungguhnya sejak 2010 Indonesia telah menjadi target serangan konspirasi Global AS dan negara-negara sekutunya - China dan komunis internasionalnya, sebagai dampak dari keberhasilan serangan fitnah, opini dan stigma terhadap ormas Islam dan umat Islam RI oleh Jenderal Merah dan CSIS. Banyak kolega saya di luar negeri heran ketika terjadi serangan teroris yang sangat dahsyat menjelang atau sesudah pemilu 2004 dan 2009 yang mana aksi-aksi terorisme itu sangat efektif menutup pencurangan pilpres dan mengalihkan perhatian rakyat pada kecurangan pemilu 2004 dan 2009. 

Setelah Bom Bali menghilang dari ingatan publik, lalu muncul ISIS dengan aneka tetek bengeknya itu, Lalu muncul kelompok-kelompok teroris yang tak pernah diketahui publik eksistensi dan kiprahnya, Lalu terjadi aksi-aksi terorisme yang sebagian besar menyasar gereja-gereja afiliasi CSIS. False flag !

Saya sampaikan bacaan menarik terkait framing opini dan fitnah yang menyerang umat Islam Indonesia, Ini adalah bagian kecil dari Perang Asimetrik (AWS) yang dilancarkan konspirasi global terhadap Indonesia dengan kemasan "terorisme, radikalisme, intoleran dsj .." 


Rezim boneka selalu berkoar-koar tentang ancaman radikalisme dan pendirian negara islam di Indonesia. Tujuannya hanya untuk membentuk OPINI sesat tentang umat Islam Indonesia di dunia internasional, Mana ormas radikal? Mana yang mau dirikan negara Islam? TIDAK ADA, Namun dunia percaya. Media-media asing yang gencar memfitnah umat Islam RI sebagai mayoritas radikal dan intoleran atau garis keras, awalnya adalah media terafiliasi CSIS, Santamaria Network dan China Connection. Baru 2011 Associated Press @AP Jakarta yang dipimpin Niniek Karmini gencar menyebar fitnah 


GRUP Kompas, Jakarta Post, Media Indonesia, BeritaSatu, TEMPO adalah media nasional yg jadi LOKOMOTIF penyebar fitnah & pembentukan OPINI yg menyudutkan umat Islam RI dengan stigma radikal dan garis keras. Ninek Karmini @AP  & Stephen Wright The Times of Israel untuk GO Internasional. 

Setelah OPINI buruk tentang Islam Indonesia terbangun dan tertanam di benak pemimpin DUNIA, SBY-LBP-HP-CSIS dengan mudah memutarbalikan fakta utk mewujudkan agenda politiknya Ahok dicitrakan sebagai korban penindasan umat Islam RI yang mayoritas radikal-garis keras, 
Adalah fakta bahwa sekarang Indonesia telah menjadi korban neoimperialism China. Fakta bahwa Demokrasi Indonesia telah menjadi OLIGARKI yg menempatkan SBY, LBP, HP dkk (Jenderal Merah), CSIS (Cina Katolik Radikal) dan Cukong Cina sbg penguasa Indonesia dibalik rezim boneka. 


 

Adalah fakta bahwa rakyat Indonesia telah dipecah belah, diadudomba, dilemahkan, ditindas oleh rezim boneka. Umat Islam RI yang menjadi korban terbesarnya. Adalah fakta bahwa Asing, Aseng dan Jenderal Merah telah menargetkan NU sebagai kelompok Islam yang dibenturkan dengan mayoritas Islam RI. 


 

Bacaan ini memberikan anda gambaran bagaimana ASING ASENG ANTEK melakukan framing opini untuk memfitnah Islam dan menjadikan FPI sebagai sasaran fitnahnya Semua aktivitas FPI yang positif diblok, citra negatif diciptakan dan disebarkan ke seluruh dunia. 


 



Sesungguhnya Indonesia telah menjadi medan perang asimetris (AWS) konspirasi Global sejak 2011. Pasca kekalahan Hilary Clinton (2016) AWS terhadap RI dipimpin China Komunis berkolaborasi dengan Jendral merah dan CSIS. Sejak 2014 Indonesia sudah dalam penguasaan mereka 



 

 

Sejak 2014 Indonesia berubah total. Pribumi dan umat Islam jadi warga negara kelas III, korban diskriminasi dan marginalisasi. Rezim boneka bebas menciptakan hantu radikalisme, garis keras, intoleran, ancaman negara Islam, ISIS dst (Pancasila sudah mati Islam jadi musuh negara) 


 



Sejak 2009 Demokrasi sudah mati di Indonesia. Hasil pemilu dan pilpres 2009, 2014 dan 2019 adalah manipulatif hasil pencurangan dan pelanggaran secara sistematis dan masif Jika rezim boneka terus berkuasa, otoritarianisme akan merajalela. Diantaranya melalui UU Hukum Pidana baru.

Bagi kami yang telah meneliti dan mencermati sepak terjang asing asing antek terhadap NKRI, tidak ada keraguan bahwa Dalang Utama Rezim Boneka yakni SBY cs / Jenderal Merah dan CSIS - Cukong Cina adalah Proxima Causa dari situasi kondisi negara RI saat ini, Mereka musuh rakyat. Satu-satunya peluang rakyat Indonesia terbebas dari neoimperialism Asing Aseng Antek adalah Putusan MK 27 Juni 2019. Sudah nasib rakyat punya pemimpin seperti Prabowo yang gagal mencegah dan mengatasi pencurangan pemilu. Sikap naifnya menjerumuskannya ke lubang yg sama berulang kali, Karena kepandiran dan kelemahan Prabowo lah, bangsa Indonesia terpaksa harus berjuang sampai tetes darah terakhir untuk mengusir rezim boneka china - cukong dari Bumi Indonesia. Sampai detik ini Prabowo masih dikelilingi pengkhianat seprti sugiono, chairawan, onny dst.

Komentar

Postingan Populer