KESAKSIAN DALAM MELIHAT KELEMAHAN KUBU PRABOWO



Maret atau awal april 2018 saya diundang ke kantor Gerindra. Di sana bertemu teman Waketum. Prabowo pada saat bersamaan sedang menerima tamu delegasi China.  Kepada saya disodorkan beberapa lembar kertas, daftar 300 nama calon timses Prabowo. Akbar Tanjung, Djosan, diurutan atas. Teman saya bilang, Prabowo minta saya beri pendapat tentang nama-nama calon timses yng ada dalam daftar tersebut.  Setelah melihat semua nama dalam daftar. Lalu kertas itu saya kembalikan. "Ga ada masalah Mas. Masukan aja semua, kecuali saya tidak setuju jika Mr S** jadi sekretaris timses". 
"Tapi, Bapak tidak setuju dengan X, Y, Z .." kata teman sambil beri alasan mengapa 08 tidak setuju beberapa nama tersebut. Jawab saya: "Sekarang ini, untuk memastikan 08 menang pilpres, sebaiknya jangan cari musuh. 08 butuh semua dukungan dari semua pihak, untuk menutupi banyak kelemahannya". "Tolong sampaikan pesan saya ke Koslap, tampung semua, kecuali saya tidak setuju Mr S** jadi Ses Timses" kemudian saya beberkan penjelasan dan argumentasinya.  Termasuk mengenai struktur dan personalia timses.  Intinya: Prabowo harus contoh cara SBY membuat & mengelola timses.
Setelah hampir 45 menit di kantor Gerindra, dan 08 tidak kunjung selesai terima tamu delegasi China. Saya izin pamit. Teman itu janji akan hubungi saya lagi & diagendakan ketemu 08  akhir April. Saya setuju. Banyak hal yang harus disampaikan agar beliau update semua info/isu penting. Ternyata 08 sangat sibuk, rencana bertemu batal. Teman itu mendadak ajak bertemu di luar, untuk bahas beberapa hal, SETELAH pilkada. Setelah 08 dan gerindra dikerjain habis-habisan di Pilkada Jawa Barat. Sebagian nasi sudah jadi bubur. Terlambat.  Semua info saya terkait pilkada sudah basi.
Fokus kami beralih ke pilpres. Saya katakan ke teman: 08 itu sudah pasti menang Pilpres. Kalau ternyata kalah juga, yang berarti kalian semua memang bodoh. Mau dikerjai berkali-kali, tidak pernah belajar dari kesalahan masa lalu.  "Cuma kebodohan yang bisa kalahkan Prabowo !" Kata saya. Sebagian kekhawatiran saya terbukti. Kasus Ratna meledak. Teman-teman gerindra/timses telp dan WA. Panik semua. Goblok ! (Maaf saya agak emosi saat itu melihat kedunguan tim 08) Mengapa harus panik? Kasus ratna bagus kok. Lalu saya jelaskan strategi menghadapi OPSIN kayak begitu. Butuh satu hari untuk mengubah kasus Ratna dari liability menjad aset untuk kepentingan Prabowo. Ini timses macam apa? 08 membentuk timses seperti membentuk tim hore ! Tidak belajar dari kesalahan masa lalu. Menyedihkan. Tidak salah sepenuhnya 08, kesalahan ring 1 nya. Anak OSIS semua. Sekarang. Hari ini, Hasil analisa terhadap semua variable, trend menunjukan gejala negatif. Saya tidak berani lagi pastikan Prabowo menang. Keunggulan besar yang sudah di tangan, sedikit demi sedikit dicuri pihak lawan. Stupid ! Dan kalau tidak ada perubahan strategi pengelolaan timses, mohon maaf deh Pak Prabowo. Anda orang hebat, karakter anda luar biasa. Tapi ini politik. Pilpres itu perang tanpa senjata tempur. Apa saja boleh dilakukan asal tidak ketahuan sebelum pemenang pilpres metetapkan Anda kalah.

Komentar

Postingan Populer