Mahasiswa Bergerak
Aksi-aksi
mahasiswa lambat laun semakin surut karena kekurangan dukungan dari rakyat,
Inilah yang menyebabkan reformasi belum sepenuhnya berhasil karena unsure-unsur
Orde Baru masih bertahan pasca kejatuhan Soeharto dari bangku kepresidenan.
Mereka
yang menentang Habibie menilai bahwa Habibie merupakan bagian dari rezim Orde
Baru, dan lebih dari itu, ia termasuk orang dekat Soeharto. Maka, reformasi
tidak akan berjalan mulus jika kekuasaan masih dipegang oleh unsur-unsur Orde
Baru. Kelompok mahasiswa ini mengatakan bahwa kepemimpinan Habibie hanya akan
memberi waktu dan kesempatan bagi status quo untuk berkonsolidasi dan
membelokkan arah reformasi. Oleh sebab itu, mahasiswa mengusulkan agar dibentuk
Pemerintahan Presidium atau KRI (Komite Rakyat Indonesia) yang bersifat
kolektif dan berfungsi sebagai pemerintahan transisi dengan tugas mempersiapkan
pemilu.
Agenda
gerakan Forum Kota tak mendapat dukungan penuh dari mahasiswa di kelompok Iain.
Perbedaan pendapat itulah yang menyebabkan agenda dan tuntutan-tuntutan
reformasi mahasiswa tak terpenuhi. Selain melemahkan gerakan mahasiswa,
perpecahan itu juga membuat reformasi 1998 dibajak oleh elite-elite politik
yang memanfaatkan masa transisi untuk berebut kekuasaan. Jika pada tahun 1978
gerakan mahasiswa mengaiami kemunduran akibat pemberlakuan NKK/BKK, maka pasca
kejatuhan Soeharto, gerakan mahasiswa mengalami kemunduran karena mengalami
perpecahan internal.
Sementara
itu, dukungan figur-figur "oposisi tua" yang dulu menentang Soeharto
makin melemah, karena mereka mulai sibuk dengan partai politik untuk mengikuti
kontestasi pemilu. Gerakan mahasiswa pun mengalami kemunduran akibat mengalami
perpecahan di tubuh gerakan mereka sendiri. Aksi-aksi mahasiswa lambat laun
semakin surut karena kekurangan dukungan dari rakyat. Inilah yang menyebabkan
reformasi belum sepenuhnya berhasil karena unsur-unsur Orde Baru masih bertahan
pasca kejatuhan Soeharto dari bangku kepresidenan.
Andika
Ramadhan F (Mahasiswa Bergerak -h.188)
Komentar
Posting Komentar