Another Story
Ade Irma Suryani Nasution, lahir pada tgl 19 februari 1960
dan wafat pada tgl 6 oktober 1965 pada usia 5 tahun.Ia adalah Putri bungsu
Jendral Abdul Haris Nasution dan Ade Irma Suryani Nasution terbunuh dalam
peristiwa G 30 S/PKI oleh Pasukan Cakrabirawa yang berusaha untuk menculik
Jendral Abdul Haris Nasution. Ade tertembak ketika berusaha menjadi perisai
Ayahandanya.
Lettu Piere Andrieas Tendean wafat saat diculik oleh pasukan
G 30 S/PKI di kediaman Jendral Abdul Haris Nasution.Lettu Piere Andrieas
Tendean sedang tidur diruang belakang rumah Jendral Nasution, suara tembakan
membuatnya terbangun dan lari ke bagian depan rumah,Sementara gerombolan PKI
sudah kelabakan karena tidak menemukan Jendral Nasution yang sudah sempat
melarikan diri dan Lettu Piere Tendean bertemu dengan PKI dan mengaku sebagai
Jendral Nasution,hal tersebut dilakukan untuk melindungi atasannya.
Esoknya ia ditemukan bersama 6 Perwira lainnya telah menjadi
mayat disatu sumur tua di daerah lubang buaya.
Ke 7 Pahlawan tersebut akhirnya dimakamkan di Taman Makam
Pahlawan Kalibata di Jakarta.
--------------------------------------
Tgl 31 Oktober;1948 :
Muso di Eksekusi di Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten
Ponorogo. Sedang MH.Lukman dan Nyoto pergi ke Pengasingan di Republik Rakyat
China (RRC).
Akhir November 1948 :
Seluruh Pimpinan PKI Muso berhasil di Bunuh atau di Tangkap,
dan Seluruh Daerah yg semula di Kuasai PKI berhasil direbut, antara lain : Ponorogo,
Magetan, Pacitan, Purwodadi, Cepu, Blora, Pati, Kudus, dan lainnya.
Tgl 19 Desember 1948 :
Agresi Militer Belanda kedua ke Yogyakarta.
Tahun 1949 :
PKI tetap Tidak Dilarang, sehingga tahun 1949 dilakukan
Rekontruksi PKI dan tetap tumbuh berkembang hingga tahun 1965.
Awal Januari 1950 :
Pemerintah RI dgn disaksikan puluhan ribu masyarakat yg
datang dari berbagai daerah seperti Magetan, Madiun, Ngawi, Ponorogo dan
Trenggalek, melakukan Pembongkaran 7 (Tujuh) Sumur Neraka PKI dan
mengidentifikasi Para Korban.
Di Sumur Neraka Soco
I ditemukan 108 Kerangka Mayat yg 68 dikenali dan 40 tidak dikenali, sedang di
Sumur Neraka Soco II ditemukan 21 Kerangka Mayat yg semuanya berhasil
diidentifikasi. Para Korban berasal dari berbagai Kalangan Ulama dan Umara
serta Tokoh Masyarakat.
Tahun 1950 :
PKI memulai kembali kegiatan penerbitan Harian Rakyat dan
Bintang Merah.
Tgl 6 Agustus 1951 :
Gerombolan Eteh dari PKI menyerbu Asrama Brimob di Tanjung
Priok dan merampas semua Senjata Api yg ada.
Tahun 1951 :
Dipa Nusantara Aidit memimpin PKI sebagai Partai Nasionalis
yg sepenuhnya mendukung Presiden Soekarno sehingga disukai Soekarno, lalu
Lukman dan Nyoto pun kembali dari pengasingan untuk membantu DN Aidit membangun
kembali PKI.
Tahun 1955 :
PKI ikut Pemilu Pertama di Indonesia dan berhasil masuk
empat Besar setelah MASYUMI, PNI dan NU.
Tgl 8-11 September 1957 :
Kongres Alim Ulama Seluruh Indonesia di Palembang–Sumatera
Selatan Mengharamkan Ideologi Komunis dan mendesak Presiden Soekarno untuk
mengeluarkan Dekrit Pelarangan PKI dan semua Mantel organisasinya tapi ditolak
oleh Soekarno.
Tahun 1958 :
Kedekatan Soekarno dgn PKI mendorong Kelompok Anti PKI di
Sumatera dan Sulawesi melakukan koreksi hingga melakukan Pemberontakan terhadap
Soekarno. Saat itu MASYUMI dituduh terlibat, karena Masyumi merupakan MUSUH
BESAR PKI.
Tgl 15 Februari 1958 :
Para pemberontak di Sumatera dan Sulawesi Mendeklarasikan
Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), namun Pemberontak kan ini
berhasil dikalahkan dan dipadamkan.
Tanggal 11 Juli 1958 :
DN Aidit dan Rewang mewakili PKI ikut Kongres Partai
Persatuan Sosialis Jerman di Berlin.
Bulan Agustus 1959 :
TNI berusaha menggagalkan Kongres PKI, namun Kongres
tersebut tetap berjalan karena ditangani sendiri oleh Presiden Soekarno.
Tahun 1960 :
Soekarno meluncurkan Slogan NASAKOM (Nasional, Agama dan
Komunis) yg didukung penuh oleh PNI, NU dan PKI. Dgn demikian PKI kembali
terlembagakan sebagai bagian dari Pemerintahan RI.
Tgl 17 Agustus 1960 :
Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI
No.200 Th.1960 tertanggal 17 Agustus 1960 tentang "PEMBUBARAN MASYUMI
(Majelis Syura Muslimin Indonesia)" dengan dalih tuduhan keterlibatan
Masyumi dalam Pemberotakan PRRI, padahal hanya karena ANTI NASAKOM.
Medio Tahun 1960 :
Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa PKI semakin kuat
dgn keanggotaan mencapai 2 Juta orang.
Bulan Maret 1962 :
PKI resmi masuk dalam Pemerintahan Soekarno, DN Aidit dan
Nyoto diangkat oleh Soekarno sebagai Menteri Penasehat.
Bulan April 1962 :
Kongres PKI.
Tahun 1963 :
PKI Memprovokasi Presiden Soekarno untuk Konfrontasi dgn
Malaysia, dan mengusulkan dibentuknya Angkatan Kelima yg terdiri dari BURUH dan
TANI untuk dipersenjatai dengan dalih ”Mempersenjatai Rakyat untuk Bela Negara”
melawan Malaysia.
Tgl 10 Juli 1963 :
Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI
No.139 th.1963 tertanggal 10 Juli 1963 tentang PEMBUBARAN GPII (Gerakan Pemuda
Islam Indonesia), lagi-lagi hanya karena ANTI NASAKOM.
Tahun 1963 :
Atas Desakan dan Tekanan PKI terjadi Penangkapan Tokoh-Tokoh
Masyumi dan GPII serta Ulama Anti PKI, antara lain : KH.Buya Hamka, KH.Yunan
Helmi Nasution, KH.Isa Anshari, KH.Mukhtar Ghazali, KH.EZ.Muttaqien, KH.Soleh
Iskandar, KH.Ghazali Sahlan dan KH.Dalari Umar.
Bulan Desember 1964 :
Chaerul Saleh Pimpinan Partai MURBA (Musyawarah Rakyat
Banyak) yg didirikan oleh mantan Pimpinan PKI, Tan Malaka, menyatakan bahwa PKI
sedang menyiapkan KUDETA.
Tgl 6 Januari 1965 :
Atas Desakan dan
Tekanan PKI terbit Surat Keputusan Presiden RI No.1/KOTI/1965 tertanggal 6
Januari 1965 tentang PEMBEKUAN PARTAI MURBA, dengan dalih telah Memfitnah PKI.
Tgl 13 Januari 1965 :
Dua Sayap PKI yaitu PR (Pemuda Rakyat) dan BTI (Barisan Tani
Indonesia) Menyerang dan Menyiksa Peserta Training PII (Pelajar Islam
Indonesia) di Desa Kanigoro Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, sekaligus
melecehkan Pelajar Wanitanya, dan juga merampas sejumlah Mushaf Al-Qur’an dan
merobek serta menginjak-injaknya.
Awal Tahun 1965 :
PKI dgn 3 Juta Anggota menjadi Partai Komunis terkuat di
luar Uni Soviet dan RRT. PKI memiliki banyak Ormas, antara lain : SOBSI
(Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda Rakjat, Gerwani, BTI
(Barisan Tani Indonesia), LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakjat) dan HSI (Himpunan
Sardjana Indonesia).
Tgl 14 Mei 1965 :
Tiga Sayap Organisasi PKI yaitu PR, BTI dan GERWANI merebut
Perkebunan Negara di Bandar Betsi, Pematang Siantar, Sumatera Utara, dengan
Menangkap dan Menyiksa serta Membunuh Pelda Soedjono penjaga PPN (Perusahaan
Perkebunan Negara) Karet IX Bandar Betsi.
Bulan Juli 1965 :
PKI menggelar Pelatihan Militer untuk 2000 anggotanya di
Pangkalan Udara Halim dgn dalih ”Mempersenjatai Rakyat untuk Bela Negara”.
Tgl 21 September 1965 :
Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI
No.291 th.1965 tertanggal 21 September 1965 tentang PEMBUBARAN PARTAI MURBA,
karena sangat memusuhi PKI.
Tgl 30 September 1965 Pagi :
Ormas PKI Pemuda
Rakjat dan Gerwani menggelar Demo Besar di Jakarta.
Tgl 30 September 1965 Malam :
Terjadi Gerakan G30S/PKI atau disebut jg GESTAPU (Gerakan
September Tiga Puluh) : PKI Menculik dan Membunuh 6 (enam) Jenderal Senior TNI
AD di Jakarta dan membuang mayatnya ke dalam sumur di LUBANG BUAYA Halim,
mereka adalah : Jenderal Ahmad Yani, Letjen R.Suprapto, Letjen MT.Haryono,
Letjen S.Parman, Mayjen Panjaitan dan Mayjen Sutoyo Siswomiharjo. PKI jg
menculik dan membunuh Kapten Pierre Tendean karena dikira Jenderal Abdul Haris
Nasution. PKI pun membunuh AIP KS Tubun seorang Ajun Inspektur Polisi yg sedang
bertugas menjaga Rumah Kediaman Wakil PM Dr.J.Leimena yg bersebelahan dgn Rumah
Jenderal AH.Nasution. PKI jg menembak Putri Bungsu Jenderal AH.Nasution yg baru
berusia 5 (lima) tahun, Ade Irma Suryani Nasution, yg berusaha menjadi Perisai
Ayahandanya dari tembakan PKI, kemudian ia terluka tembak dan akhir'y wafat pd
tanggal 6 Oktober 1965.
G30S/PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yang membentuk
tiga kelompok gugus tugas penculikan, yaitu :
- Pasukan Pasopati dipimpin Lettu Dul Arief, dan Pasukan
Pringgondani dipimpin Mayor Udara Sujono, serta Pasukan Bima Sakti dipimpin
Kapten Suradi. Selain Letkol Untung dan kawan-kawan, PKI didukung oleh sejumlah
Perwira ABRI (TNI/Polri) dari berbagai Angkatan, antara lain :
Angkatan Darat : Mayjen TNI Pranoto Reksosamudro, Brigjen
TNI Soepardjo dan Kolonel Infantri A. Latief.
Angkatan Laut : Mayor KKO Pramuko Sudarno, Letkol Laut Ranu
Sunardi dan Komodor Laut Soenardi.
Angkatan Udara : Men/Pangau Laksda Udara Omar Dhani, Letkol
Udara Heru Atmodjo dan Mayor Udara Sujono. Kepolisian : Brigjen Pol. Soetarto,
Kombes Pol. Imam Supoyo dan AKBP Anwas Tanuamidjaja.
Tgl 1 Oktober 1965 :
PKI di Yogyakarta jg Membunuh Brigjen Katamso Darmokusumo
dan Kolonel Sugiono. Lalu di Jakarta PKI mengumumkan terbentuknya DEWAN
REVOLUSI baru yg telah mengambil Alih Kekuasaan.
Tgl 2 Oktober 1965 :
Letjen TNI Soeharto mengambil alih Kepemimpinan TNI dan
menyatakan Kudeta PKI gagal dan mengirim TNI AD menyerbu dan merebut Pangkalan
Udara Halim Perdanakusuma dari PKI.
Tgl 6 Oktober 1965 :
Soekarno menggelar Pertemuan Kabinet dan Menteri PKI ikut
hadir serta berusaha Melegalkan G30S, tapi ditolak, bahkan Terbit Resolusi
Kecaman terhadap G30S, lalu usai rapat Nyoto pun langsung ditangkap.
Tgl 13 Oktober 1965 :
Ormas Anshar NU gelar Aksi unjuk rasa Anti PKI di Seluruh
Jawa.
Tgl 18 Oktober 1965 :
PKI menyamar sebagai Anshar Desa Karangasem (kini Desa
Yosomulyo) Kecamatan Gambiran, lalu mengundang Anshar Kecamatan Muncar untuk
Pengajian. Saat Pemuda Anshar Muncar datang, mereka disambut oleh Gerwani yg
menyamar sebagai Fatayat NU, lalu mereka diracuni, setelah Keracunan mereka di
Bantai oleh PKI dan Jenazahnya dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk
Desa/Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi.
Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda Anshar yg
dibantai, dan ada beberapa pemuda yang selamat dan melarikan diri, sehingga
menjadi Saksi Mata peristiwa. Peristiwa Tragis itu disebut Tragedi Cemetuk, dan
kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun Monumen Pancasila Jaya.
Tgl 19 Oktober 1965 :
Anshar NU dan PKI mulai bentrok di berbagai daerah di Jawa.
Tgl 11 November 1965 :
PNI dan PKI bentrok di Bali.
Tgl 22 November 1965 :
DN Aidit ditangkap dan diadili serta di Hukum Mati.
Bulan Desember 1965 :
Aceh dinyatakan telah bersih dari PKI.
Tgl 11 Maret 1966 :
Terbit Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari
Presiden Soekarno yg memberi wewenang penuh kepada Letjen TNI Soeharto untuk
mengambil langkah Pengamanan Negara RI.
Tgl 12 Maret 1965 :
Soeharto melarang secara resmi PKI.
Bulan April 1965 :
Soeharto melarang Serikat Buruh Pro PKI yaitu SOBSI.
Tgl 13 Februari 1966 :
Bung Karno masih tetap membela PKI, bahkan secara terbuka di
dalam pidatonya di muka Front Nasional di Senayan mengatakan : ”Di Indonesia
ini tdk ada partai yg Pengorbanannya terhadap Nusa dan Bangsa sebesar PKI”
Tgl 5 Juli 1966 :
Terbit TAP MPRS No.XXV Tahun 1966 yang ditanda-tangani Ketua
MPRS–RI Jenderal TNI AH. Nasution tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan
penyebaran Paham Komunisme, Marxisme dan Leninisme.
Bulan Desember 1966 :
Sudisman mencoba menggantikan Aidit dan Nyoto untuk
membangun kembali PKI, tapi ditangkap dan dijatuhi Hukuman Mati pd tahun 1967.
Tahun 1967 :
Sejumlah kader PKI seperti Rewang, Oloan Hutapea dan Ruslan
Widjajasastra, bersembunyi di wilayah terpencil di Blitar Selatan bersama Kaum
Tani PKI.
Bulan Maret 1968 :
Kaum Tani PKI di Blitar Selatan menyerang para Pemimpin dan
Kader NU, sehingga 60 (enam puluh) Orang NU tewas dibunuh.
Pertengahan 1968 :
TNI menyerang Blitar Selatan dan menghancurkan persembunyian
terakhir PKI. Dari tahun 1968 s/d 1998 Sepanjang Orde Baru secara resmi PKI dan
seluruh mantel organisasinya dilarang di Seluruh Indonesia dengan dasar TAP
MPRS No.XXV Tahun 1966.
Dari tahun 1998 s/d 2015
Pasca Reformasi 1998
Pimpinan dan Anggota PKI yg dibebaskan dari Penjara, beserta keluarga dan
simpatisannya yg masih mengusung IDEOLOGI KOMUNIS justru menjadi pihak paling
diuntungkan, sehingga kini mereka meraja-lela melakukan aneka gerakan pemutar
balikkan Fakta Sejarah dan memposisikan PKI sebagai PAHLAWAN Pejuang
Kemerdekaan RI.
Sejarah Kekejaman PKI yg sangat panjang, dan jgn biarkan
mereka menambah lg daftar kekejamannya di negeri tercinta ini..
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua.
Aamiin yaa robbal aalamiin..
By. Pinky Mahardika
Komentar
Posting Komentar