Delusi (Politik) Kaum Fundamentalis



Perseteruan antara kaum Fundamentalis dan kaum Nasionalis masih akan berlanjut hingga Pilpres 2019. Kedua kubu sama-sama melancarkan serangan di media sosial maupun media massa. Semua orang dibuat pusing, gregetan, dalam proxy war yang beberapa tahun terakhir menjadi tren di Indonesia.
Memasuki batas akhir pencalonan Capres dan Cawapres, membuat publik bertanya-tanya, “siapakah yang bakal bertarung pada Pilpres 2019 nanti.” Joko Widodo sebagai kandidat unggulan sampai saat ini masih adem ayem, belum memutuskan siapakah yang bakal mendampinginya nanti. Walau pemberitaan ramai belakangan ini tentang calon pendamping dari Joko Widodo, namun nyatanya sampai detik ini, masih belum pasti siapa yang akan mendampinginya.
Rasa-rasanya Joko Widodo bakal mengungumkan calonnya di menit-menit akhir. Moeldoko, Mahfud MD, Airlangga, hingga Yai Said, digadang-gadang bakal menemani Joko Widodo dalam meraih kursi Presiden.
Sedangkan Prabowo Subianto digadang-gadang akan didampingi oleh Anis Baswedan atau AHY. Namun sedikit menggelitik ketika membaca headline mengenai Ijtima Ulama yang menyuarakan Habib Rizieq dan Ustad Abdul Somad sebagai pendamping untuk Prabowo Subianto. Rasa-rasanya hal itu merupakan suatu yang lucu, bersifat lelucon, atau memang sengaja melucu??? Ketika HRS atau UAS mendampingi Prabowo Subianto, suara terbanyak tentunya berasal dari kaum fundamentalis. Jika dimisalkan dengan perbandingan, 30% suara fundamentalis, 70% suara nasionalis.
Memang mayoritas negara ini dianut oleh umat Islam. Tapi sebagian diantaranya banyak yang waras a.k.a terhindar dari ‘delusi’ kaum fundamentalis yang menginginkan negara ini menjadi “syariah”. Prabowo pun pasti akan berfikir keras untuk menolak HRS maupun UAS. Karna apa? Track record HRS itu jelek. Sedangkan UAS? Beliau mempunyai kapasitas sebanyak apa? Maaf, bukannya merendahkan. Tugas dan fungsi sebagai Cawapres haruslah mumpuni.
Kaum fundamentalis makin lama makin ‘gila’. Mereka sebenarnya menginginkan negara ini seperti apa? Presiden dan Wakil Presiden haruslah dari kalangan yang benar-benar berpengalaman, benar-benar sanggup. Negara ini bukan hanya dihuni oleh satu golongan saja [Islam], tapi ada banyak golongan. Mereka harusnya sadar, populer saja tidak cukup. Apalagi populer hanya di golongan itu-itu saja. Mau di bawa ke mana negara ini??


By. Mr.A

Komentar

Postingan Populer